26 oktober 2012 ... pukul 18.30 waktu setempat.. perjalanan crew Rumahjahit dilanjutkan menuju satu tempat wisata termasyur di Yogyakarta... “Malioboro” ...
“ Malioboro” Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja...
Jarak yang kami tempuh dari tempat istirahat kami menuju Malioboro ,, kurang lebih menghabiskan waktu satu jam,, walaupun kita menempuh jarak yang cukup jauh .. tetapi tidak sedikit pun menyurutkan semangat Crew Rumahjahit...
Ditengah perjalanan.. sekitar daerah Bantul ,, kami harus merelakan perjalanan kami tersendat oleh rapatnya barisan kerumunan warga sekitar,, ya!!!! Ternyata tepat dijam yang sama ,, sedang diadakan perayaan lomba Arak bedug dan takbir,, wooowww!!!! Kami terkejut ketika melihat sungguh kreatif penduduk Jogja.. dan suasana kekeluargaan yang masih terasa sangat kental,, membuat kami penasaran ingin menyaksikan acara tersebut lebih dekat lagi.. Crew Rumahjahit pun memutuskan untuk menunda perjalanan sejenak untuk melihat berbagai macam pertunjukan seni yang begitu meriah.,,. Tak hanya sekedar melihat,, tentunya kami mengabadikan moment tersebut .. satu persatu pertunjukan dimulai,, riuh suara gema takbir membuat bulu kuduk sedikit terbangun ,, hati bergetar .. tak hentinya mengucap ‘’ Subhanallah,,, sungguh indah perpaduan seni dengan takbir,,” Allahu akbar... allahu akbar walilla ilhamd”.
Setelah puas menyaksikan pertunjukan seni,, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Malioboro... Tidak terasa setelah satu jam ... akhir nya armada kami mendarat di peraduan kota malioboro..
Bulan bersinar benderang saat ribuan orang berdesak-desakan di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya berdiri di trotoar namun meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson mobil, alunan gamelan kaset, hingga teriakan pedagang yang menjajakan makanan dan mainan anak-anak berbaur menjadi satu.
Di malioboro kita bisa memborong barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik,cinderamata unik,batik klasik,emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki dibahu jalan sambil menawar aneka barang yg dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri bagi kami Tim Rumahjahit . Aneka cinderamata buatan lokal sperti batik ,hiasan rotan,perak,kerajinan bambu,wayang kulit,blangkon, miniatur kendaraan tradisional,asesoris,hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah,dan jika pandai menawar ,barang barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.,,
Dua jam berkeliling Malioboro,, Tangan sudah terisi penuh oleh buah tangan dengan berbagai pernak pernik ,,, terasa sudah puas memanjakan diri ..,, kami pun bergegas untuk kembali ke mobil..
Hemmmmmmmmm... Maliobioro adalah rangkaian sejarah ,kisah dan kenangan yang saling terangkai ditiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh zaman. Eksotisme malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang,serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta termasuk kami Tim Rumahjahit,.,, !!! amazing..... !!!! :D